Dijuluki CRANE WASP, printer 3D ini juga dikenal sebagai “printer 3D tanpa batas”. Printer yang mengagumkan ini memanfaatkan tanah liat, lumpur, atau semen yang bersumber dari daerah setempat untuk mencetak rumah-rumah yang terjangkau secara 3D. Printer ini bahkan menggunakan limbah pertanian sebagai agregat untuk membangun rumah. Saat ini, sistem ini digunakan untuk membangun beberapa perumahan yang sangat dibutuhkan di Kolombia.
Desainer: Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP)
Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) baru-baru ini membeli Crane WASP untuk membangun rumah yang terjangkau dan efektif di Kolombia. Rumah-rumah tersebut dibangun menggunakan tanah dan sumber daya lokal. Harga printer tersebut sekitar US$180.000, yang merupakan jumlah yang tidak sedikit. Saat ini, lebih dari seperempat rumah tangga di Kolombia mengalami kekurangan perumahan yang layak – diperkirakan 3,7 juta. Dua dari tiga keluarga yang memiliki rumah juga tidak dalam kondisi yang baik, karena tempat tinggalnya di bawah standar dan memerlukan perbaikan struktural. Dengan memanfaatkan tanah yang bersumber secara lokal, PBB tidak perlu mendatangkan material mahal dari tanah lain. Taktik ini menurunkan biaya secara signifikan.
Crane WASP (World's Advanced Saving Project) terinspirasi dari Mason Wasp – serangga kecil namun pekerja keras yang menggunakan lumpur untuk membuat sarangnya sendiri. UNDP bermaksud memasang printer di medan yang menantang, di mana sulit untuk memasang peralatan yang mahal dan konvensional. Akses untuk peralatan ini juga terbatas. Crane WASP dilengkapi dengan tanah setempat, dan keduanya bekerja dengan sangat baik untuk membangun rumah bagi orang miskin atau tuna wisma.