Akhir-akhir ini, yang kita lihat di sekeliling kita hanyalah gedung-gedung tinggi yang sudah ada dan gedung-gedung pencakar langit yang akan dibangun. Pemandangan ini tentu saja indah dan memperindah cakrawala kota dan bahkan mungkin menguntungkan perekonomian. Namun, pendekatan yang berkelanjutan juga harus diperhatikan dan dampak buruk gedung-gedung pencakar langit ini terhadap masyarakat dan kesejahteraannya. Kesenjangan antara pusat kota, wilayah pertanian, dan ekosistem alam semakin melebar, yang menyebabkan tantangan lingkungan, sosial, dan logistik yang signifikan. Urumqi, pusat politik, ekonomi, dan budaya Xinjiang di Tiongkok barat laut, merupakan contoh nyata konflik antara pembangunan kota dan sumber daya ekologi pertanian. Untuk mengatasi masalah yang mendesak ini, konsep desain arsitektur inovatif “Urban Intercropping” telah diusulkan.
Desainer: Penghao Zhao, Hanyu Sun, Sinuo Jia, Jingxuan Li, Songping Jing, Yibo Gao, YuJie Zeng, dan An Jiang
Terinspirasi oleh sistem tumpang sari pertanian tradisional, di mana berbagai tanaman ditanam bersama untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya, konsep Urban Intercropping memadukan pola tanam ini dengan perencanaan tata ruang perkotaan. Dengan memasukkan struktur arsitektur secara strategis ke dalam “celah” kota, sistem perkotaan baru terbentuk. Model Urban Intercropping bergeser dari pendekatan pembangunan perkotaan yang terpusat menjadi terdesentralisasi. Perangkat pengiris arsitektur diperkenalkan ke ruang-ruang yang kurang dimanfaatkan di dalam kota, mengubahnya menjadi area yang produktif dan fungsional. Pendekatan ini memaksimalkan penggunaan ruang dan sumber daya, mengatasi masalah perluasan kota dan penggunaan lahan yang tidak efisien.
Inti dari desain ini adalah konsentrasi industri pertanian di gedung-gedung tinggi menggunakan model penanaman tumpang sari vertikal. Model ini mengoptimalkan penggunaan ruang, cahaya, dan sumber daya lainnya, yang memungkinkan produksi pertanian dengan kepadatan tinggi di lingkungan perkotaan. Pusat-pusat pertanian bertingkat tinggi ini terdiri dari perangkat mekanis, fasilitas non-mekanis, dan unit hunian bergerak, yang mengatasi kekurangan perumahan perkotaan, kemacetan lalu lintas, dan kurangnya ruang terbuka hijau. Dengan meningkatkan efisiensi perkotaan dan merevitalisasi area perkotaan antara, struktur ini menciptakan lingkungan perkotaan yang dinamis dan berkelanjutan.
Urban Intercropping menekankan transformasi morfologi perkotaan dengan mengintegrasikan gedung pencakar langit dan bangunan tinggi lainnya ke dalam ruang perkotaan yang ada. Bangunan-bangunan ini dirancang untuk terhubung dengan sistem transportasi bawah tanah, mengurangi kemacetan lalu lintas, dan meningkatkan mobilitas perkotaan. Penggabungan elemen-elemen vertikal ini mendefinisikan ulang cakrawala kota dan mendorong penggunaan ruang perkotaan yang lebih efisien.
Komponen utama dari konsep Urban Intercropping adalah pembangunan koridor ekologi. Koridor ini dirancang untuk menjaga kualitas udara dan mencegah badai debu dengan menanam jenis vegetasi tertentu yang menstabilkan pasir dan memurnikan udara. Membran dan platform rumah kaca mendukung tanaman ini, menciptakan ruang hijau yang berfungsi sebagai habitat bagi satwa liar dan area rekreasi bagi penduduk. Koridor ini juga memfasilitasi migrasi hewan dan menyediakan lingkungan hijau yang sehat bagi pejalan kaki dan jaringan transportasi.
Desain ini juga berfokus pada pembentukan dan penataan ruang unit sosial, yang terinspirasi dari Masalah Delapan Ratu. Masalah matematika ini melibatkan penempatan delapan ratu pada papan catur sehingga tidak ada dua ratu yang saling mengancam, yang memastikan efisiensi spasial yang optimal. Demikian pula, dalam Intercropping Perkotaan, unit fungsional diatur untuk memungkinkan pemindahan unit komunitas yang dapat dipindahkan dengan lancar tanpa mengganggu aktivitas lainnya. Hal ini memastikan fleksibilitas dan efisiensi di ruang perkotaan, yang mengakomodasi perubahan kebutuhan dan penggunaan.
Untuk memaksimalkan efektivitas Urban Intercropping, komponen struktural terperinci dioptimalkan. Membran multifungsi, peralatan transportasi vertikal dan horizontal, unit modular, dan kotak rumah kaca diintegrasikan untuk membentuk sistem yang saling terhubung. Komponen-komponen ini bekerja sama untuk meningkatkan desain keseluruhan, membuat ruang perkotaan lebih adaptif dan tangguh.
Konsep desain arsitektur Urban Intercropping menawarkan pendekatan revolusioner terhadap perencanaan dan pembangunan perkotaan. Dengan menjembatani kesenjangan antara kota, pertanian, dan alam, konsep ini memberikan solusi berkelanjutan untuk tantangan perkotaan modern. Melalui desain inovatif dan kemajuan teknologi, Urban Intercropping mempromosikan perlindungan lingkungan ekologis dan pembangunan perkotaan berkelanjutan, membuka jalan bagi koeksistensi yang harmonis antara ekosistem perkotaan dan alam.