Perhatikan desain abstrak keren di kursi itu? Ini bukan sekedar kain, ini tanaman asli! 3 mahasiswa desain dari Universitas Gothenburg di Swedia mengubah narasi kursi menjadi manusia. Mengapa kursi harus selalu digunakan agar kita bisa duduk di atasnya? Kita semua diajari bahwa tumbuhan adalah makhluk hidup, bukan? Bagaimana jika makhluk hidup ini bisa membuat furnitur menjadi hidup? Kursi ini merupakan perabot unik yang mengutamakan kehidupan tumbuhan dibandingkan manusia dengan membiarkan mereka tumbuh di atasnya.
Desainer: Alice Hultqvist, Emelie Sjöberg dan Linnea Nilsson
Kursi Chia berbeda dengan kursi biasa. Alih-alih menggunakan bantalan atau pelapis, kursi tersebut memiliki dudukan dan sandaran yang terbuat dari tabung rajutan dan diikat yang berfungsi ganda sebagai tempat tanam benih chia. Idenya adalah membiarkan tumbuhan menjadi pengguna utama kursi tersebut, dan manusia hanyalah pengunjung. Para desainer menekankan bahwa manusia harus mendekatinya dengan hormat, mengakui bahwa itu adalah makhluk hidup.
Hultqvist, Sjöberg, dan Nilsson, semuanya mahasiswa program MA Desain di HDK-Valand, akademi seni dan desain Universitas Gothenburg, memamerkan kreasi mereka di pameran Making Transparency. Acara ini, yang diselenggarakan di bagian Rumah Kaca yang berfokus pada pelajar di Pameran Furnitur Stockholm, mengeksplorasi prinsip-prinsip desain posthumanis.
Inspirasi di balik Chia-Chair muncul dari pemikiran para desainer mengenai dampak negatif umat manusia terhadap planet ini. Mereka mengakui bahwa sepanjang abad terakhir, manusia telah memprioritaskan kebutuhannya dibandingkan alam dan satwa liar, sehingga menimbulkan konsekuensi yang parah. Oleh karena itu, Chia-Chair berfungsi sebagai isyarat simbolis, yang bertujuan untuk memperbaiki keseimbangan dengan menempatkan pabrik di garis depan dan menuntut timbal balik dari manusia penggunanya.
Dibangun dengan rangka kayu ash dan kaus kaki wol yang diisi poliester sebagai bantalannya, Chia-Chair menawarkan estetika yang khas. Biji chia yang dicampur air ditanam dalam struktur rajutan, dan para desainer rajin menyiramnya dua kali sehari. Untuk menjaga kondisi pertumbuhan yang optimal, penutup plastik dipasang di atas kursi semalaman untuk mempertahankan kelembapan.
Meskipun Chia-Chair mungkin lebih merupakan sebuah pernyataan daripada barang fungsional, para desainer meramalkan masa depan di mana penghijauan menjadi bagian integral dari ruang hidup kita. Di era meningkatnya urbanisasi yang memisahkan manusia dari alam, memasukkan unsur-unsur alam ke dalam furnitur dan rumah dipandang sebagai sebuah kemajuan alami.
Chia-Chair berfungsi sebagai eksplorasi pemikiran tentang hubungan antara manusia dan alam. Dengan memprioritaskan kehidupan tanaman dibandingkan kenyamanan manusia, para desainer menantang kita untuk mempertimbangkan kembali dampak terhadap lingkungan dan mendorong hidup berdampingan secara lebih harmonis dengan alam.