Jam dan arloji saat ini tampaknya terbagi antara desain analog mekanis dan digital elektronik, namun ada lebih dari dua cara untuk mengetahui waktu. Tentu saja, beberapa metode ini dianggap tidak akurat, rawan kesalahan, dan bergantung pada faktor alam, namun ada daya tarik dan perasaan magis tertentu dalam cara nenek moyang kita mencoba membedakan waktu. Jam matahari adalah salah satu alat pencatat waktu tertua, yang bekerja berdasarkan asumsi bahwa matahari bergerak pada jalur yang sama setiap hari sepanjang tahun, padahal sebenarnya tidak demikian. Namun, metode ini tidak sepenuhnya salah dan dapat dengan mudah diperbaiki dengan teknologi modern, seperti konsep jam dinding ramah lingkungan yang ditenagai oleh matahari dalam lebih dari satu cara.
Desainer: Begüm Kılınç
Jam matahari bekerja hanya dengan mengamati bayangan yang dihasilkan oleh tongkat atau benda tinggi dan tipis pada permukaan datar, bayangan yang bergerak dan membesar atau menyusut saat matahari menembus langit. Namun, matahari tidak menempuh jalur yang sama sepanjang tahun, dan metode ini jelas tidak berhasil pada malam hari. Namun, teknologi modern memiliki cara untuk menyinari cahaya 24/7, dan jam dinding ini menggunakannya untuk menciptakan kembali tampilan jam matahari yang hampir mistis sambil memanfaatkan energi dari matahari yang menginspirasinya.
Dinamakan setelah dewa matahari Mesir, jam dinding Ra menggunakan lampu cincin LED untuk mensimulasikan matahari. Namun alih-alih bersinar dari segala arah, cahayanya difokuskan pada satu titik untuk menciptakan kembali efek tongkat pendek yang menghasilkan bayangan sangat panjang. Seiring berjalannya waktu, cahaya juga bergerak mengelilingi pinggiran lingkaran, sehingga meniru jam matahari namun dengan lebih konsisten dan akurat. Plus, ia bekerja pada malam hari seperti halnya pada siang hari.
Meskipun hal ini sudah cukup untuk menciptakan jam matahari modern, konsep ini membawa asosiasi lebih jauh lagi dengan mengikuti bagaimana jam matahari zaman dahulu hanya membutuhkan matahari untuk berfungsi. Daripada mengandalkan baterai, Ra menggunakan tenaga surya untuk memastikan jam berjalan 24/7 tanpa perlu mengisi daya atau mengganti baterai. Panel surya transparan yang menjadi penutup depan jam dinding sebenarnya memanfaatkan cahaya apa pun di sekitarnya, sehingga jam tidak perlu terkena sinar matahari dan dapat digunakan di dalam ruangan atau di lingkungan dengan cahaya redup.
Desain ini membantu memberikan potensi berkelanjutan pada jam dinding jam matahari, meskipun hanya menggunakan sedikit perangkat elektronik dan lampu LED. Berbeda dengan jam analog, kini terdapat mekanisme rumit yang sulit diperbaiki, dan tidak seperti jam digital, tidak ada layar atau tampilan untuk menunjukkan waktu. Ini menggunakan metode yang sangat sederhana yang berakar pada zaman kuno, namun masih memiliki manfaat bagi masyarakat saat ini.