Perangkat mobile baik itu smartphone maupun tablet sudah menjadi sebuah kenyataan yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan modern hingga hampir setiap orang memilikinya. Meskipun mereka memberdayakan masyarakat dengan fitur-fitur cerdasnya, sayangnya mereka juga menimbulkan kerusakan pada lingkungan, baik melalui produksinya atau, seringkali, karena pembuangannya yang tidak tepat. Tidak semua produsen ponsel cerdas memiliki proses yang mapan dan mudah bagi pemilik untuk mengirim kembali perangkat yang tidak terpakai atau rusak untuk ditangani dan dibuang secara bertanggung jawab. Artinya, banyak dari perangkat tersebut berakhir di tempat pembuangan sampah dan akhirnya meracuni tanah dan air. Beberapa di antaranya bahkan tidak rusak total, hanya ketinggalan jaman atau tidak terpakai karena satu dan lain hal. Menemukan kegunaan yang berbeda akan menunda kematian mereka, dan itulah yang coba dilakukan oleh konsep daur ulang ini, menawarkan ponsel pintar kehidupan yang lebih baik setelah kematian.
Desainer: Tim Think Tank
Mungkin ada berbagai alasan untuk membuang smartphone lama namun masih berfungsi. Beberapa bagian, seperti layar, baterai, atau port pengisian daya mungkin tidak lagi dalam kondisi prima, atau pemiliknya hanya mengupgrade ke model yang lebih baru yang akan bertahan sekitar dua tahun lagi. Apa pun alasannya, mungkin tidak cukup hanya dengan membuang ponsel ke tempat sampah, atau bahkan menyimpannya di laci sampai terlupakan selamanya atau, lebih buruk lagi, membahayakan keselamatan.
Project Afterlife mencoba memperbaiki situasi tersebut dengan melakukan daur ulang, bukan mendaur ulang ponsel. Artinya, perangkat ini dapat digunakan secara berbeda tanpa benar-benar memodifikasi atau membongkarnya, sehingga menggunakan lebih sedikit energi, lebih sedikit sumber daya, dan lebih sedikit tenaga. Hal ini meningkatkan kemungkinan orang akan mengadopsi produk ini karena mudah diakses dan digunakan.
Konsep produknya hadir dalam bentuk bulan sabit mirip taco yang terbuat dari plastik daur ulang dan diberi lapisan buram. Anda cukup memasukkan ponsel dari bukaannya dan meletakkannya di permukaan datar dengan tepi melengkung di bagian bawah. Bentuknya diseimbangkan sedemikian rupa sehingga akan tetap diam kecuali Anda sengaja mengayunkannya, dan gerakan goyang tersebut justru mempengaruhi fungsinya. Sama seperti pengontrol permainan dengan sensor gerak, memiringkan ponsel memungkinkan Anda menelusuri berbagai mode tanpa harus menyentuh layar. Goyang juga membuat “Jam Tanpa Akhir” mengubah tampilan jam pada setiap gerakan, sementara aliran foto “Garis Waktu” dan tampilan seni abstrak “Momen” juga bereaksi terhadap gerakan tersebut.
Memang benar, Anda cukup mengambil smartphone lama itu, meletakkannya di atas dudukan, dan menggunakannya dengan cara yang sama seperti jam atau bingkai foto kecil. Project Afterlife, bagaimanapun, juga mengubah ponsel menjadi objek seni kinetik yang akan meningkatkan suasana meja atau rak Anda. Ini adalah contoh sederhana namun mengesankan tentang bagaimana daur ulang tidak hanya membantu menyelamatkan lingkungan namun bahkan menambah nilai pada pengalaman Anda.