Buku catatan kertas kembali menjadi tren, meskipun beberapa orang berpendapat bahwa buku catatan kertas tidak pernah benar-benar ketinggalan zaman. Bahkan dengan keterbatasan media yang melekat, ada kegembiraan yang tak terkendali dalam menuangkan pena atau pensil ke kertas yang belum cukup ditiru oleh teknologi dan desain paling canggih. Dengan cara tertentu, buku catatan juga telah menjadi cerminan diri pemiliknya sendiri, sementara juga bertindak sebagai pintu gerbang ke dunia batin mereka sendiri, pikiran mereka, impian mereka, dan bahkan mungkin citra diri mereka sendiri. Beberapa orang menyukai buku catatan dan sampulnya yang polos, sementara yang lain memilih desain yang menunjukkan minat dan kesetiaan mereka. Namun, yang lain memperlakukan sampul buku catatan mereka seperti kanvas kosong yang siap menceritakan kisah hidup mereka melalui stiker dan seni. Buku catatan yang terinspirasi dari Jepang yang cukup khas ini mencoba untuk menceritakan kisah yang berbeda, yang bertujuan untuk menginspirasi pemiliknya untuk tidak hanya bangkit dari abu tetapi juga merangkul ketidaksempurnaan mereka sendiri.
Desainer: Sutta Design
Klik Di Sini untuk Membeli Sekarang: $29
Pot keramik memiliki nilai yang tinggi bukan hanya karena desainnya yang rumit dan sering kali dibuat dengan tangan, tetapi juga karena kerapuhannya. Satu tetes atau benturan keras saja sudah cukup untuk memecahkan vas yang indah, dan kebanyakan orang membuangnya begitu saja, meskipun hanya retak. Namun, orang Jepang tidak membuang barang yang masih bisa diperbaiki, sehingga lahirlah kintsugi yang terkenal, seni tradisional memperbaiki tembikar. Singkatnya, seni ini menggunakan pernis emas untuk menambal dan menutupi retakan, sehingga menghasilkan tembikar yang lebih indah karena cacatnya yang jelas.
Seiring berjalannya waktu, kintsugi menjadi simbol penerimaan ketidaksempurnaan dan penyembuhan diri, dan itulah sentimen yang coba disampaikan oleh buku catatan penyembuhan emas ini. Dengan menggunakan metode sablon yang sama tradisionalnya, garis-garis emas yang menggeliat dilukis pada sampul hitam polos buku catatan, meniru retakan yang ditutupi pernis dalam mahakarya kintsugi. Dan seperti halnya retakan, tidak ada keseragaman atau pola pada garis-garis yang bercabang, sehingga memberikan kesan acak yang akan Anda temukan di alam itu sendiri. Ini adalah visual yang mencolok, dengan emas yang kontras dengan hitam, yang membangkitkan rasa kagum dan heran, secara halus menuntun pikiran ke pemikiran yang lebih dalam.
Tema buku catatan tentang pemulihan dan kebangkitan lebih dalam dari sekadar sampulnya. Kertas yang digunakan di dalamnya adalah ampas tebu yang terbuat dari residu yang dihasilkan selama ekstraksi tebu. Alih-alih membuat kertas baru dari pulp murni, buku ini menggunakan kembali apa yang telah dibuang, mencoba untuk memperbaiki apa yang rusak. Dengan caranya sendiri yang sederhana, buku ini membantu menyembuhkan kesehatan planet yang retak, menambalnya dalam potongan-potongan kecil yang indah daripada dalam satu sapuan yang megah tetapi tidak efektif.
Buku catatan kintsugi tidak hanya merupakan perwujudan praktik tradisional Jepang, tetapi juga inti dari budaya Jepang itu sendiri. Buku ini merupakan contoh sempurna dari desain minimalis Jepang, kesederhanaan dan efisiensi masyarakatnya, serta pemikiran mendalam yang dapat ditimbulkannya hanya dari beberapa simbol dan bahan sederhana. Baik Anda menuliskan pikiran terdalam, merencanakan hari Anda, atau sekadar mencoret-coret ide dan impian, kertas daur ulang yang indah pada buku catatan ini mengundang Anda untuk membiarkan pena Anda bebas bergerak di halaman, sementara sampul yang tampak retak mendorong Anda untuk menerima bahkan kekurangan yang, suatu hari nanti, dapat menghasilkan desain yang indah.
Klik Di Sini untuk Membeli Sekarang: $29